Pengertian Seni Ukir

Seni ukir

Seni sudah menjadi salah satu bagian dalam kehidupan manusia dari zaman ke zaman dari masa prasejarah hingga sekarang.

Begitu pun dengan pembahasan kita kali ini yaitu seni ukir. Tentunya penjelasan tentang seni tradisional ini akan sangat menarik untuk diketahui lebih dalam.

Terlebih lagi berbagai karya seni ini telah bukan hanya memiliki nilai budaya, namun juga mempunyai nilai estetika yang sangat tinggi

Selengkapnya silahkan simak ulasan pengertian seni ukir di bawah ini.

Pengertian Seni Ukir

Seni ukir adalah

Secara umum, pengertian seni ukir merupakan suatu kegiatan mengolah permukaan objek tiga dimensi dengan permukaan yang tingginya tidak rata sehingga menghasilkan produk karya seni yang memiliki nilai estetika tinggi.

Dalam proses pembuatan ukiran, seniman biasanya akan mengurangi dan membuang bagian yang tidak diperlukan.

Tujuannya yaitu agar terbentuk ornamen yang sesuai dengan gagasan sang seniman sehingga menimbulkan bentuk artistik yang indah.

Seni ukir biasanya dibuat diatas permukaan kayu, batu, logam, bahkan buah dengan bentuk dan makna yang berbeda-beda.

Bentuknya yang beragam, mulai dari bentuk geometris seperti lingkaran, segitiga, hingga persegi seringkali sebuah ukiran mengadung makna simbolis dan makna religius yang berkaitan dengan suatu kejadian/ peristiwa tertentu.

Baca juga: Seni Rupa Murni

Pengertian Seni Ukir Menurut Para Ahli

Pengertian seni ukir menurut ahli

Untuk lebih memahami tentang seni ukir, mari sekarang kita merujuk kepada pendapat para ahli berikut ini.

1. Sudarmono dan Sukijo (1979)

Menurut Sudarmono dan Sukijo seni ukir adalah sebuah seni menggores atau memahat huruf dan gambar pada kayu, logam, batu sehingga menghasilkan bentuk timbul, cekung atau datar sesuai rencana.

2. Tiara (2017)

Seni ukir menurut Tiara adalah bentuk karya seni yang terbuat dari kayu yang digunakan sebagai hiasan suatu bangunan, tokoh, karakter, dan lainnya.

3. Fun-Fun (2017)

Pengertian seni ukir menurut Fun-Fun adalah sebuah karya seni yang terbuat diatas media kayu.

Sejarah Seni Ukir Di Indonesia

Sejarah seni ukir

Di Indonesia seni ukir dikenal sejak zaman batu muda (Neolitikum), yaitu sekitar tahun 1500 SM.

Pada zaman ini nenek moyang bangsa indonesia telah membuat ukiran pada kapak batu dan tempaan yang terbuat dari tanah liat.

Motif dan pengerjaannya pun masih sangat sederhana, yaitu bermotif geometris yang berupa garis, titik, dan lengkungan.

Bahan utama dalam pembuatannya adalah tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit dan tanduk hewan.

Beralih pada zaman perunggu yakni sekitar 500-300 SM, ukiran yang dibuat oleh manusia pun terus mengalami perkembangan.

Tidak hanya dari segi model, tetapi bahan yang digunakan mengalami perubahan yaitu menggunakan perak, emas, perunggu, dsb.

Sedangakan motif yang berkembang dan digunakan pada zaman perunggu adalah motif mender, tumpal, pilih berganda, topeng, hingga binatang dan manusia.

  • Motif meander ditemukan ditemukan pada nekara perunggu dari gunung merapi dekat Bima.
  • Motif tumpal ditemukan pada sebuah buyung perunggu dari kerinci Sumatera Barat dan pada pinggiran sebuah nekara (moko dari Alor, NTT).
  • Motif pilin berganda ditemukan pada nekara perunggu dari Jawa Barat dan pada bejana perunggu dari kerinci, Sumatera.
  • Motif topeng ditemukan pada leher kendi dari Sumba, Nusa Tenggara. Dan pada kapak perunggu dari danau sentani, Irian Jaya, pada motif ini menggambarkan muka dan mata orang yang sedang memberi kekuatan magis yang dapat menangkis kekuatan jahat
  • Motif binatang dan manusia ditemukan pada nekara dari Sangean.

Untuk zaman modern seperti sekarang ini seni ukiran dapat kita temukan di berbagai tempat dan benda bersejarah lainnya, seperti; masjid, klenteng, batu nisan, alat musik, dan lain sebagainya.

Perbedaan Seni Ukir dan Seni Pahat

Perbedaan seni ukir dan seni pahat

Seni ukir ini memang selalu dihubungkan dengan seni pahat, namun dua kegiatan ini sangat berbeda. Berikut penjelasan lengkapnya.

  • Seni pahat bertujuan untuk mengahasilkan karya tiga dimensi, seperti patung.
  • Sementara seni ukir pada umumnya lebih mengarah pada benda wujud dwimatra (dua dimensi)
  • Seni pahat merupakan suatu kegiatan karya seni ukir yang dibuat dalam bentuk empat sampai lima dimensi.
  • Sedangkan seni ukir hanya menggunakan bidang datar, yang kemudian dibentuk bagian-bagian cekung dan bagian cembung untuk memperoleh suatu pola seni.

Jenis-Jenis Ukiran

Menurut pendapat Bastomi (1982 : 3-4), terdapat enam jenis seni ukir yang dihasilkan oleh para seniman, antara lain sebagai berikut.

1. Ukiran Susun

Ukiran susun merupakan sebuah ukiran yang mempunyai bentuk bersusun-susun. Contohnya pada ukiran daun yang besar dan dibawah ukiran daun yang sedang dan kecil sehingga menghasilkan bentuk yang indah.

2. Ukiran Cekung

Ukiran cekung merupakan sebuah ukiran yang mempunyai rupa berbentuk cekung.

3. Ukiran Cembung

Ukiran cembung adalah suatu ukiran yang mempunayai bentuk cembung, jenis ukiran ini biasanya banyak digunakan pada pembuatan relief.

4. Ukiran Garis (Cawen)

Ukiran garis merupakan ukiran yang hanya menatah pada bagian garis-garis gambarnya saja. Jenis ukiran ini seringkali digunakan pada logam sebagai ukiran guratan.

5. Ukiran Tembus (Krawangan)

Ukiran tembus atau dikenal dengan istilah krawangan merupakan sebuah ukiran yang tidak mempunyai dasar, dengan kata ukiran jenis ini dasarnya adalah tembus (berlubang). Sehingga sering dipakai untuk penyekat ruang (sketsel), kursi, ukir tempel dan sebagainya.

6. Ukiran Takokan

Ukiran takokan merupakan ukiran yang dibuat menggunakan media bingkai, sehingga secara garis besar pada ukiran jenis ini hanya memperlihatkan tepi-tepi batas ukirannya saja.

Fungsi Seni Ukir

Fungsi ukiran

Adapun fungsi seni ukir dalam kehidupan bermasyarakat adalah sebagai berikut:

  • Fungsi  Magis

Pada zaman dulu seni ukir dipercayai mempunyai kekuatan spiritual, oleh karena itu di beberapa daerah di Indonesia hasil karya seni ukir ada yang dikeramatkan.

  • Fungsi Konstruksi

Seni ukir berfungsi sebagai benda atau sekat untuk sebuah bangunan.

  • Fungsi Simbolik

Seni ukir sebagai fungsi simbolik maksudnya menjadi karakteristik dari suatu wilayah, budaya, dan lainnya.

Dalam hal ini ukiran biasanya disematkan pada bangunan rumah yang memberikan perbedaan dengan rumah lainnya.

  • Sebagai Fungsi Ekonomis

Karya seni ukir yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda sehingga dapat memberikan peluang kerja untuk masyarakat.

  • Fungsi Hias

Karya seni ukir sebagai hiasan yang tidak memiliki makna tertentu.

 Teknik Seni Ukir

Untuk menghasilkan ukiran yang unik dan indah tentunya ada beberapa teknik yang kerap digunakan oleh seniman. Teknik ukiran tersebut diantaranya yaitu:

1. Carving

Teknik carving

Teknik carving merupakan teknik memotong pada permukaan suatu objek datar sehingga memunculkan cekungan yang tidak rata.

Teknik ini merupakan proses pembuatan ukiran yang menjadikannya tiga dimensi.

Biasanya teknik carving dilakukan dengan menggunakan alat seperti; pahat, palu, dan pisau ukir yang digunakan untuk memperjelas detail.

2. Chip Carving

Ching Carving

Sama halnya seperti teknik carving, teknik chip carving merupakan teknik memotong. Bedanya jika chip carving khusus untuk memotong kayu yang berukuran besar.

Dalam hal ini, penggunaan alat yang digunakan juga lebih besar dan runcing, seperti; kapak, pahat dengan ukuran besar.

3. Pembakaran Kayu

Teknik pembakaran kayu

Pada tahap pembakaran kayu yang dilakukan bertujuan untuk menambah desain ataupun finishing pada kayu.

Kayu yang telah dibakar biasanya akan memunculkan efek hitam, yang mana efek hitam ini berfungsi untuk memperjelas kesan sehingga tampak lebih hidup.

4. Mengerik

Teknik mengerik dalam seni ukir

Teknik mengerik merupakan salah salah satu cara lama dan teknik paling sederhana dalam pembuatan ukiran.

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat ukiran dengan teknik ini adalah sepotong kau dan pisau ukir sebagai alat pengeriknya.

Menggunakan teknik ini terbilang cukup rumit dan sulit walaupun tampaknya mudah, apalagi jika kamu masih pemula pastinya akan banyak menghabiskan waktu yang cukup lama.

Macam-macam Motif Ukiran

Seni ukir di setiap daerah di Indonesia tentunya mempunyai filosofi dan arti yang berbeda, baik itu berdasarkan sejarah nenek moyang, lingkungan kebudayaaan, dan lainnya.

Adapun daerah di Indonesia yang dikenal sebagai penghasil motif ukiran terbaik, diantaranya sebagai berikut.

1. Motif Ukir Yogyakarta

Motif seni ukir Yogyakarta

Motif ukir Yogyakarta memilki karakteristik bentuk seperti daun pokok yang merelung-relung lemah gemulai dengan ukiran daun cekung dan cembung.

Unsur-unsur yang terdapat pada motif ukir Yoyakarta antara lain:

  • Batang pokok

Batang pokok berbentuk relung yang di ukir dalam bentuk pilin.

  • Daun

Daun motif  ukir Yogyakarta tumbuh dari sepanjang batang pokok. Bentuknya bulat dengan bentuk krawing dan terdapat lipatan daun.

  • Bunga

Bunga berbentuk bulat dengan di kelilingi oleh kelopak dan daun. Di dalam bunga terdapat pecahan sisik ikan.

  • Pecahan

Pecahan motif ukir Yogyakarta banyak digunakan untuk mengisi daun agar kelihatan lebih indah.

2. Motif Ukir Jepara

Seni ukir Jepara

Jepara terkenal sebagai daerah pengolah sekaligus penghasil berbagai jenis kayu, seperti kayu jati dan mahoni.

Hasil karya ukiran Jepara memang sudah tidak bisa diragukan lagi, aneka furnitur yang dihasilkan menjadi salah satu bukti bahwa motif Jepara digemari oleh masyarakat.

Bahkan ada suatu daerah yang menjadi pusat seni ukir dan pembuatan patung di Jepara.

Motif seni ukir Jepara mempunyai beberapa ciri khas yaitu:

  • Motif jumbai dan daun yang berbentuk relung.
  • Tangkai dari bentuk tanaman dibuat melengkung dan rantingnya mengisi ruang.
  • Ukiran daun berbentuk miring.
  • Bersifat fleksibel sehingga dapat diaplikasikan pada benda interior dan eksterior.

3. Motif Ukir Surakarta

Motif seni ukir Surakarta

Motif Surakarta mempunyai bentuk ukiran daun yang melengkung dan berirama seperti simbol yang terdapat pada masyarakatnya yaitu masyarakat yang ramah, bersahabat dan menghormati orang lain.

Seni ukir Surakarta mempunyai beberapa ciri khas sebagai berikut:

  • Ukiran Surakarta menggunakan objek alam sebagai gambaran dalam pembuatannya.
  • Karya seni ukir yang dihasilkan sangat lembut dan harmonis.
  • Penggunaan motif umumnya yaitu pakis atau tanaman pakis yang sulurnya dibiarkan mengalir secara alami.

4. Motif Ukir Bali

Motif seni ukir Bali

Motif ukir terkenal lainnya adalah motif ukir Bali, terutama diluar negeri yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu-Budha.

Dalam hal ini banyak ukiran Bali yang melambangkan dewa dewi sebagai manifestasi dari kedua agama yang menjadikan seniman Bali terkenal.

Pada umumnya pengukir Bali menggunakan yaitu kayu, terutama kayu jati sebagai media utamanya.

Ciri khas motif seni ukir Bali diantaranya:

  • Memiliki angkup yang berikal pada ujungnya.
  • Benangnya berbentuk cembung dan miring sebagian tumbuh melingkar sampai pada ujung ikal.
  • Terdapat ukiran daun, buah dan bunga yang berbentuk cembung dan cekung.
  • Sunggar yang tumbuh dari ujung ikal benangan pada daun pokok.

5. Motif Ukir Toraja

Motif seni ukir Toraja

Dalam pembuatan motif ukir Toraja media utama yang digunakan adalah kayu yang berwarna merah yang sekaligus sebagai simbol dari tanah Toraja.

Leluhur Toraja mengartikan bahwa ukiran Toraja mempunyai arti:

Bahwa setiap masyarakat Toraja harus memilki sifat yang saling membantu, baik dalam lingkup keluarga atau bukan.

Ciri khas motif seni ukir Toraja yaitu:

  • Warna dasarnya merah.
  • Adanya unsur-unsur estetik dari titik, garis, bidang, dan tekstur yang diorganisir sebagai kesatuan.
  • Dua warna hitam yang digunakan sebagai simbol tanah Toraja, serta kain yang biasa digunakan oleh suku Toraja.
  • Motif ukir Toraja digunakan sebagai hiasan baju dan sarung.

6. Motif Ukir Suku Asmat/ Papua

Motif seni ukir suku asmat/papua

Suku Asmat di Papua menjadikan karya seni ukiran sebagai icon/ perwakilan dari hasil seni yang mengalir pada darah suku tersebut.

Beberapa ciri khas motif ukir suku Asmat, antara lain:

  • Gambar yang masih kasar.
  • Ukiran dibuat besar dan jelas.
  • Motif ukir nya kerap diaplikasikan untuk topeng khas suku Asmat, perahu, atau barang yang berguna untuk upacara tradisional lainnya.
  • Ukirannya digunakan untuk barang rumah tangga dan pendukung kehidupan sehari-hari.

Demikian pembahasan kali ini tentang pengertian seni ukir semoga artikel diatas dapat menambah wawasan serta pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *