Sejarah Seni Rupa Indonesia

Sejarah seni rupa Indonesia adalah salah satu kisah yang membanggakan sekaligus menghanyutkan. Bagaimana tidak, salah satu peradaban tua yang maju ini berkali-kali di interfrensi keberadaannya oleh budaya asing. Namun masyarakat Nusantara juga mengandalkan penyerapan dan akulturasi dari budaya luar untuk bisa berkembang dengan cepat. Sehingga, sejarah kita mengalami ekuilibrium budaya yang akhirnya membuncah setelah kedatangan Islam dan kolonialisme Eropa.

Periodesasi Sejarah Seni Rupa

Masyarakat nusantara tidak memiliki tradisi pencatatan sejarah yang kuat. Apalagi catatan historis mengenai sejarah seni rupa. Sehingga sebagian besar sumber sejarah yang diperlukan harus digali dari dokumentasi zaman kolonial.

Maka dari itu, salah satu hal yang dilakukan sebelum membahas sejarah seni rupa Indonesia adalah menentukan jenis periodisasi yang ingin dibahas. Apakah kita akan membahas sejarah Indonesia berdasarkan pertumbuhannya atau kita akan melihat periodisasi berdasarkan ciri peninggalannya?; kacamata Arkeologi.

Intinya, kita dapat menyusun linimasa perkembangan seni rupa Indonesia berdasarkan pertumbuhan, atau ciri peninggalannya seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.

Periodisasi Sejarah Seni Rupa Indonesia Berdasarkan Pertumbuhannya

  1. Zaman prasejarah
    Sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 Masehi. Zaman ini dapat dibagi menjadi beberapa Zaman yaitu: zaman batu tua (Paleolitikum), zaman batu tengah (Mesolitikum), dan zaman batu muda (Neolitikum).
  2. Zaman logam
    Meliputi: zaman perunggu; dan zaman besi. Zaman tembaga tidak ditemukan di Asia, termasuk di Indonesia.
  3. Zaman purba
    sejak datangnya pengaruh India, yakni pada abad-abad pertama tarikh Masehi sampai lenyapnya kerajaan Majapahit (sekitar 1500 M).
  4. Zaman madya
    Sejak datangnya pengaruh Islam di Indonesia, yakni menjelang akhir zaman Majapahit sampai akhir abad ke-19.
  5. Zaman baru
    Sejak masuknya anasir-anasir Barat dan teknologi modern Indonesia, yakni kira-kira tahun 1900 Masehi sampai saat ini.

Periodisasi Sejarah Seni Rupa Indonesia Berdasarkan Ciri Peninggalannya

  1. Seni rupa Prasejarah
  2. Seni rupa Hindu-Budha
  3. Seni rupa Islam
  4. Seni rupa modern

Dari perbedaan kedua periodisasi diatas dapat dilihat dengan jelas bagaimana beberapa istilah sejarah dalam sejarah seni rupa akan saling berkaitan atau berkontradiksi satu sama lain antara periodisasi berdasarkan peninggalan dan pertumbuhan zaman. Disini akan dibahas sejarah seni rupa Indonesia berdasarkan urutan ciri peninggalannya, namun tidak akan mengabaikan konteks zaman-nya juga.

Sejarah Seni Rupa Indonesia

Sebelumnya Eropa dianggap sebagai pelopor seni rupa karena ditemukannya berbagai benda seni kuno disana. Namun kemudian pernyataan tersebut diragukan, karena beberapa temuan benda dan karya seni yang lebih tua di benua Afrika dan Asia Tenggara. Salah satu temuan karya tertua itu adalah lukisan di gua Sulawesi yang berada di Indonesia.

Hingga saat ini diperkirakan lukisan gua tersebut adalah lukisan tertua di dunia. Penjelasan tersebut sejalan dengan apa yang akan kita bahas pertama disini, yaitu Seni Rupa Prasejarah.

Ciri-ciri Seni Rupa Prasejarah Indonesia

Untuk mempermudah pemahaman karya seni di zaman ini sebaiknya kita mengetahui ciri-ciri dari objek seni yang ditemukannya. Adapun ciri-ciri tradisi seni hias Indonesia yang bersumber dari seni  prasejarah itu sendiri, antara lain:

  1. Kecenderungan untuk menggunakan bentuk flora dan fauna yang menimbulkan kesan dekoratif sesuai dengan lingkungannya yang agraris.
  2. Menampilkan bentuk-bentuk ornamen geometri (meander, swastika, tumpal, pilin, pilin berganda, lingkaran, dan sebagainya).
  3. Kecenderungan menampilkan motif-motif hias perlambangan (simbolis) sesuai dengan pandangan hidup religi yang masih kosmis-magis.
  4. Kecenderungan pada penggunaan warna dasar sesuai dengan lingkungan alam dan pandangan kepercayaan.

Sumber inspirasi yang banyak dimanfaatkan sebagai objek seni antara lain burung sebagai lambang roh manusia yang telah meninggal. Bagi masyarakat Dayak burung Enggang dianggap sebagi lambang dunia atas. Binatang reptil juga banyak digunakan, seperti buaya, kadal, ular, kura-kura dianggap sebagai lambang dunia bawah.

Kemudian,  binatang lainnya adalah kuda, kerbau, dan gajah sebagai kendaraan roh orang yang telah meninggal. Kerbau juga dapat disebut sebagai lambang kesuburan, dan penolak bala. Berbagai ciri seni hias prasejarah ini menjadi dasar dari tradisi seni Indonesia yang berpengaruh pada zaman berikutnya, yaitu periode Hindu-Budha atau bisa di sebut zaman klasik.

Demikian sedikit gambaran sejarah seni rupa Indonesia, semoga menambah wawasan kita amengenai sejarah seni rupa.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *