Pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai senjata tradisional Jambi.
Kebudayaan Jambi memang dikenal sebagai akulturasi dari beberapa suku dari ras Melayu, yaitu; Suku Kerinci, Suku Kubu, Suku Anak Dalam, dan Suku Batin.
Keunikan budaya dari suku-suku yang terdapat di provinsi tersebut salah satunya terdapat beberapa peninggalan barang perkakas (senjata) yang mana dahulunya dipakai oleh sesepuh Jambi untuk mempertahankan diri maupun mencari makanan.
Pengertian Senjata Tradisional
Pada umumnya, pengertian senjata merupakan sebuah alat yang digunakan untuk membunuh, melukai atau menghancurkan baik itu sesuatu benda maupun makhluk hidup.
Senjata mempunyai fungsi sebagai alat mempertahankan diri ataupun sebaliknya yaitu menyerang dan mengancam musuh.
Berbeda dengan istilah senjata tradisional yang memiliki arti sebagai tradisi yang digunakan untuk berlindung dari serangan musuh maupun sebagai alat untuk berladang/berburu.
Istilah tradisional disini memiliki arti sebagai perilaku atau kebiasaan yang didasarkan pada aturan norma tertentu.
Norma tersebut dapat berupa norma tertulis maupun norma tidak tertulis yang akan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Namun dengan seiringnya berkembangnya zaman senjata tradisional pun sudah menjadi identitas suatu daerah yang ikut memperkaya kebudayaan nusantara. Tanpa terkecuali dengan senjata tradisional khas Jambi.
Daftar Nama Senjata Tradisional Jambi
Sebenarnya masyarakat Jambi mempunyai beragam jenis varian senjata tradisional. Hal ini terjadi karena adanya kemajuan kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Melayu pada masa lampau yang mewariskan beragam senjata tradisional.
Akan tetapi seiring berjalannya kemajuan pada zaman teknologi seperti sekarang ini, banyak diantara senjata-senjata itu yang telah punah.
Sehingga saat ini hanya tersisa beberapa senjata tradisional sebagai salah satu warisan-warisan dari para sesepuh Jambi.
Setidaknya terdapat 5 senjata Jambi yang masih ada sampai sekarang. Simak pembasannya berikut.
Senjata Tradisional Tombak Jambi
Provinsi Jambi adalah kawasan dengan populasi hewan yang cukup banyak, maka tidak heran sebagian masyarakat Jambi menggunakan senjata tombak untuk berburu.
Senjata tombak memang sudah banyak dikenal oleh sebagian besar suku-suku di Indonesia tetapi ditiap daerah memiliki beberapa keunikan dan kelebihan yang membedakannya dengan yang lain termasuk dengan tombak Jambi ini.
Selain tombak yang digunakan untuk berburu, Jambi juga mempunyai tombak khusus yaitu untuk menjaga keamanan kesultanan Jambi.
Tombak yang seringkali dipakai untuk berburu adalah jenis tombak yang mempunyai mata pisau bulat dan runcing. Diameter tombak sekitar 1,5 meter hingga 3 meter.
Keunikan Tombak Jambi
Tombak khas Jambi ini memiliki beberapa keunikan tersendiri yang membuatnya terkenal, yaitu:
- Dibagian tangkai gagang pegangan paling pangkal biasanya ikut di runcingkan seperti pada bagian atas tombaknya.
- Kemudian di tangkai yang dekat dengan mata tombak diberi semacam penadah.
Ciri-ciri Tombak Jambi
Karakteristik dari tombak jambi, yaitu:
- Memiliki pisau bermata dua.
- Sisinya tajam dan ujungnya sangat runcing.
Ukuran mata pisau secara keseluruhan dari ujung sampai tangkainya mempunyai panjang 20 cm sampai 40 cm. Sedangkan untuk ukuran bilah mata tombak sekitar 20 cm dengan tangkainya 5 sampai 10 cm.
Bentuk Tombak Jambi
Bentuk bilah mata tombak Jambi hampir mirip seperti pisau, namun lebih besar, tebal dan lebih mengutamakan ujungnya yang sangat runcing.
Pangkal bilahnya memiliki ukuran yang sangat tebal dan jika semakin ke ujung akan semakin tipis. Sedangkan pangkal tombak memiliki ukuran yang besar serta berlubang yang berfungsi untuk menyatukan bilah dengan gagang tombak.
Gagang tombak biasanya terbuat dari kayu yang sudah di pasah, tujuannya agar mudah dimasukkan dalam lubang tangkai besi yang masih panas sehingga akan lebih kuat dan tidak mudah terlepas.
Pada umumnya, gagang tombak berukuran kecil agar ringan dan lebih efisien ketika dibawa mengejar binatang buas.
Senjata Tradisional Pedang Jambi
Sekilas pedang khas Jambi memiliki bentuk wujud sama seperti pedang pada umumnya, perbedaanya yaitu; terdapatnya 2 mata yang tajam pada bilah pedang tersebut. Hal inilah yang membedakan dengan pedang lain yang hanya memiliki satu mata tajam.
Masyarakat Jambi biasanya menyebutnya dengan Pedang Selangkeh. Pedang selangkeh merupakan senjata tradisional asli Suku Kerinci di Jambi.
Dahulu,pedang selangkeh dipakai para ksatria, pendekar dan para prajurit Kerinci sejak masyarakat Kerinci pertama kali mengenal kemampuan mengolah besi menjadi senjata.
Bentuk Pedang Jambi
Sebagai gambaran, bentuk selangkeh adalah berupa pedang panjang dengan sedikit melengkung dan bagian ujungnya yang meruncing. Pedang ini terbuat dari baja atau besi yang berkualitas tinggi dan gagangnya ada pelindungnya.
Jenis senjata ini merupakan salah satu senjata yang masih eksis hingga sekarang dan masih digunakan para pemencak silat ketika memperagakan jurus-jurusnya dalam acara tertentu.
Senjata Tradisional Sumpit Suku Kubu Jambi
Sumpit merupakan salah satu senjata tradisional Suku Kubu atau anak dalam yang digunakan untuk berburu binatang.
Suku Kubu atau dikenal sebagai ‘anak dalam’ merupakan salah satu suku yang mayoritas hidup di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.
Suku Kubu di Provinsi Jambi terdapat sekitar 200.000 orang. Angka yang besar bukan?
Senjata sumpit khas Jambi terbuat dari kayu atau bambu kecil sama halnya dengan bambu Jepang dengan anak panah yang terbuat dari bambu juga.
Suku Kubu berada dipedalaman hutan, yang sampai sekarang masih bertahan dan memilih menjauhkan diri dari hingar bingar perkotaan.
Senjata sumpit telah menjadi peralatan utama selain golok dan tombak yang dibawa Suku Kubu ketika berburu makanan dihutan.
Hewan buruan nantinya akan disumpit dengan selongsong panjang, yang mana sumpit tersebut telah diisi racun pada anak panahnya
Sehingga hewan buruannya pun tidak dapat kabur jauh bila terkena oleh anak panah yang diberi racun tersebut.
Hewan yang Diburu dengan Sumpit
Jenis hewan yang kerap menjadi buruan mereka di antaranya; Rusa, Kancil, Babi, Burung dan Kijang hutan. Ketika binatang tersebut telah terkena anak panah yang mengandung racun, maka hewan-hewan tidak akan bisa kabur terlalu jauh.
Kebiasaan berburu dan mengumpulkan makanan Suku Kubu yang dikenal Nomaden ini tidak merusak lingkungannya. Karena yang mereka kumpulkan adalah makanan untuk di konsumsi dalam beberapa waktu saja sehingga alam tetap terjaga dengan baik.
Di Indonesia banyak suku-suku yang telah mengenal senjata sumpit dan memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda, seperti; Suku Dayak, Suku Baduy, dan Suku Papua.
Senjata Tradisional Keris Siginjai Jambi
Keris Siginjai merupakan senjata yang dimiliki oleh Raja Rangkayo Hitam, yaitu raja Jambi.
Disebut keris siginjai karena pada zaman dulu keris ini disimpan di rambut sang raja sebagai tusuk konde ginjai, sehingga lama-kelamaan pun disebut dengan ‘keris siginjai’.
Keris ini terbuat dari bahan kayu, emas, dan nikel. Panjang bilahnya sekitar 39 cm dan berlekuk 5(luk).
Keris Siginjai menjadi pusaka yang dimiliki secara turun temurun oleh Kesultanan Jambi. Selama 400 tahun senjata ini tidak hanya sekedar lambang mahkota kesultanan Jambi, tetapi juga sebagai lambang pemersatu rakyat Jambi.
Sultan terakhir yang memegang senjata kerajaan ini adalah Sultan Achmad Zainuddin pada awal abad ke-20.
Struktur Keris Siginjai
Senjata tradisional Jambi yaitu keris siginjai mempunyai 3 struktur keris, diantaranya:
- Bilah Keris (Wilahan)
Bilah keris siginjai memiliki panjang kurang lebih 39 cm dan berlekuk 5 (lok). Menurut beberapa sumber, permukaan bilah Keris Siginjai pada mulanya ditutupi dengan lapisan emas murni.
Lapisan emas tersebut berfungsi untuk memperindah keris dan menutupi pamor pada keris yang bermotif flora.
Keris Siginjai memiliki dua buah buah ganja, yang salah satunya melengkung ke arah mata keris.
Sedangkan, sisi lebar pangkal bilah keris terdapat bentukan yang menjorok ke luar dan memiliki 6 buah tonjolan yang ujungnya runcing.
Tonjolan tersebut dinamakan belalai gajah atau keluk kacang.
- Hulu Keris
Hulu (gagang) Keris Siginjai terbuat dari kayu kemuning yang bagian kepalanya dibuat agak kearah permukaan badan keris.
Sedangkan pada bagian yang dekat dengan wilahan terdapat mendak yang berbentuk kelopak bunga teratai.
Diatas mendak terdapat 16 garis lengkung yang disetiap lengkungannya dipasang sebuah batu mulia, yang terdiri dari 8 buah intan berbentuk segi tiga dan 8 buah berlian berbentuk lonjong (oval).
- Sarung Keris (Warangka)
Sarung Keris Siginjai ini terbuat dari kayu kemuning. Sedangkan pendoknya terbuat dari lempengan emas murni yang seluruh permukaannya dihiasi dengan ukiran bermotif tumbuhan.
Pada bagian ini juga terdapat anyaman berbentuk perahu kecil namun tebal, dan di dekat gambar perahu terdapat lenkungan yang membundar. Bentuk ukiran inilah yang menjadi daya tarik dan niai tersendiri untuk keris siganjai.
Senjata Tradisional Badik Tumbuk Lada Jambi
Badik tumbuk lada merupakan salah satu senjata tradisional yang cukup populer. Senjata badik tumbuk lada adalah senjata khas melayu yang ada di Sumatera, Kepulauan Riau dan Semenanjung Melayu termasuk Jambi.
Senjata tradisional badik adalah jenis senjata tikam yang mempunyai keunikan pada desain bilah, gagang dan sarungnya.
Arti Nama Badik Tumbuk Lada
Berikut adalah arti nama dari badik tumbuk lada:
- Badik, diambil dari kata serapan masyarakat Bugis yang artinya senjata.
- Tumbuk Lado adalah bahasa Melayu yang artinya tumbuk lada.
Maka secara harfiah badik tumbuk lada adalah senjata yang digunakan untuk membantu kehiduan masyarakat Melayu setiap hari.
Bentuk Badik Tumbuk Lada Jambi
Senjata tradisional khas Jambi Badik Tumbuk Lada ini berbeda dengan badik khas Sulawesi, badik tumbuk lada tekesan lebih sederhana. Karena tidak terlalu banyak ukiran atau hiasan kecuali pada bagian gagang atau pegangan yang dilengkapi motif sederhana.
Selain itu, bentuk senjata tradisional ini menyerupai keris, namun tidak bergelombang. Karakteristik senjata ini ukurannya lebih dari 29 cm dan lebarnya 4 cm.
Fungsi Badik Tumbuk Lada
Dahulu badik ini digunakan untuk berburu dan berperang. Namun selain untuk berperang, badik tumbuk lada juga dipergunakan menjadi kelengkapan pakaian adat Jambi, Kepulauan Riau, Siak, Deli dan Semenanjung Tanah Melayu. Hingga saat ini, senjata tersebut masih digunakan sebegai pelengkap pakaian adat.
Penutup
Demikian yang bisa saya jelaskan mengenai senjata tradisional Jambi, pengetahuan mengenai senjata tradisional sangatlah penting. Karena dengan mempelajarinya kita akan tau seluk beluk hingga teknis penggunaan baik dalam bela diri maupun dalam keseharian masyarakat.
Oleh karena itu, kita seharusnya bangga memiliki tanggung jawab untuk terus menjaga, mempelajari dan mengembangkan warisan budaya Indonesia yang luhur.
Akhir kata, semoga artikel yang saya tulis dapat dipahami dan dapat menjadi referesi bahan bacaan dalam pembelajaran kalian.
Terima kasih.