Rumah Adat NTT

Rumah adat NTT

Selain terdapat rumah adat yang unik dan eksotis, NTT atau Nusa Tenggara Timur juga terkenal akan keindahan pulaunya. Pulau yang terkenal di NTT diantaranya Flores, Sumba, Komodo, Timor, Alor, dan masih banyak lagi.

Berbeda dengan provinsi lain di Indonesia, Nusa Tenggara Timur memiliki keragaman dan keunikan budaya yang sangat melimpah bahkan telah dikenal di dunia internasional.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa kebudayaannya seperti upacara adat, rumah adat, senjata tradisional, dan tarian adat yang masih terjaga dengan baik hingga saat ini.

Jenis-Jenis Rumah Adat NTT

Sebagai salah satu provinsi yang menyimpan banyak keindahan alam yang menawan, Nusa Tenggara Timur memiliki beberapa jenis rumah adat yang kaya dari segi bentuk maupun estetikanya.

Di bawah ini adalah beberapa jenis rumah adat NTT lengkap dengan gambar dari masing-masing rumah adat, diantaranya:

1. Rumah Adat Mbaru Niang

Rumah adat Mbaru Niang

Rumah adat Mbaru Niang adalah rumah adat yang berada di Kampung Adat Wae Rebo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT tepatnya di Gunung Pocoroko

Mbaru Niang merupakan salah satu rumah adat NTT yang mendapat penghargaan dengan kategori konservasi warisan budaya dari UNESCO Asia-Pasifik tahun 2012 dan menjadi salah satu kandidat peraih Penghargaan Aga Khan untuk Arsitektur tahun 2013.

Rumah adat ini berfungsi sebagai tempat tinggal bagi seluruh masyarakat di Desa Wae Rebo, jadi tidak khusus digunakan atau ditempati oleh ketua adat saja.

Baca juga: Rumah Adat NTB

Atap dari rumah adat Mbaru Niang berbentuk kerucut, diawali dari bagian ujung atapnya yang hampir sampai ke permukaan tanah sehingga bentuknya terlihat seperti sebuah tenda.

Ukuran dari rumah adat ini juga cukup besar karena ada lima tingkatan di dalamnya. Berikut fungsi dari masing-masing tingkatan rumah adat Mbaru Niang:

  • Tingkat 1 (Lutur): Tingkatan ini adalah bagian utama dari rumah adat Mbaru Niang yang digunakan untuk melakukan aktivitas dan tempat tinggal yang di dalamnya terdiri dari kamar tidur seluruh anggota keluarga.
  • Tingkat 2 (Lobo): Tingkatan kedua ini berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan makanan
  • Tingkat 3 (Lentar): Lentar berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan benih tanaman.
  • Tingkat 4 (Lempa Rae): Ruangan ini digunakan untuk menyimpan bahan atau cadangan makanan.
  • Tingkat 5 (Hekang Kode): Ruangan ini digunakan sebagai tempat sesajen bagi para leluhur.

2. Rumah Adat Musalaki

Rumah Musalaki

Rumah Musalaki merupakan rumah adat yang menjadi lambang dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Melansir dari id.wikipedia.org rumah Musalaki adalah rumah adat yang paling umum dan banyak dijumpai di Nusa Tenggara Timur.

Rumah Musalaki mempunyai bentuk persegi empat dengan atap yang menjulang tinggi sebagai simbol kesatuan dengan sang pencipta.

Bentuk atap tersebut diyakini menyerupai layar perahu sebagaimana cerita masyarakat setempat mengenai nenek moyang dari Suku Ende Lio yang terbiasa menggunakan perahu.

Musalaki berasal dari bahasa Ende Lio (mosa=ketua atau kepala dan laki=adat atau suku). Fungsi utama dari rumah Musalaki adalah sebagai tempat tinggal para ketua suku atau kepala adat dari daerah Ende Lio.

Adapun fungsi lain dari rumah adat ini yaitu sebagai tempat digelarnya upacara adat, ritual, musyawarah, dan berbagai macam kegiatan adat lainnya.

Keunikan dari rumah adat Musalaki yaitu rumah ini hanya boleh dihuni oleh masyarakat setempat berjenis laki-laki.

3. Rumah Adat Sao Ata Mosa Lakitana

Rumah Adat Sao Ata Mosa Lakitana

Rumah Sao Ata Mosa Lakitana adalah rumah adat yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Rumah adat asli Timor ini mempunyai bentuk seperti bulat telur dan tanpa tiang.

Pada bagian dalam dari rumah adat ini terdapat sebuah tempat suci untuk arwah nenek moyang yang pada saat-saat tertentu selalu diberi sesaji.

Baca juga: Rumah Adat Aceh

Gaya arsitektur bangunan pada rumah ini dibedakan menjadi 3 bentuk berdasarkan model atapnya, yaitu: atap joglo, atap kerucut bulat, dan atap perahu terbalik.

  • Rumah adat dengan atap berbentuk joglo berarti pemiliknya merupakan masyarakat Nusa Tenggara Timur bersuku Sumba.
  • Rumah adat dengan atap berbentuk kerucut bulat maka pemiliknya adalah suku Timor.
  • Rumah adat dengan atap berbentuk perahu terbalik menandakan pemiliknya adalah suku Rote.

4. Rumah Adat Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara

Rumah adat Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara

Rumah adat Nusa Tenggara Timur yang terakhir adalah rumah adat Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara. Rumah adat ini mempunyai desain yang unik dan berbeda dari rumah adat NTT yang lainnya.

Keunikan rumah adat ini terletak pada bahannya yang terbuat dari atap ilalang dengan bentuk kerucut yang mengguntai hampir menyentuh tanah.

Berdasarkan fungsinya ada tiga jenis rumah adat Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara, yaitu rumah baku, rumah tinggal, dan lumbung padi.

Rumah baku adalah rumah adat yang digunakan untuk menyimpan tulang belulang para leluhur. Setidaknya sudah ada 13 keturunan yang tulangnya disimpan di dalam rumah ini.

Khusus rumah yang ditempati sebagai tempat tinggal ditandai dengan adanya kepala kerbau yang terletak di bagian depan pintu rumah.

Sedangkan rumah yang dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan lumbung padi ditandai dengan bentuk atap yang hampir menyentuh tanah.


Itulah penjelasan tentang rumah adat NTT beserta dengan keunikannya. Ada pertanyaan? Oh, iya jika ada rumah adat yang tidak kami sertakan pada daftar di atas, jangan sungkan sampaikan di kolom komentar atau boleh langsung hubungi kami di laman contact us ya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *