Mutiara Kesenian Tradisional Jawa Tengah, Kuda Lumping

Tidak semua perbedaan itu berdampak buruk bagi kehidupan. Justru perbedaan dapat melahirkan keserasian dan keindahan. Sebagaimana di Indonesia, negeri yang memiliki potensi di setiap penjuru daerahnya. Salah potensi itu adalah keseniannya.

Dari Sabang sampai Merauke, banyaknya kesenian menghiasa keanekaragaman Indonesia. Salah satunya ada di Jawa Tengah. Kesenian tradisional yang sangat terkenal, khususnya di Jawa Tengah dan sekitarnya. Dikenal di seluruh penjuru dunia dengan nama Kuda Lumping.

Apakah Kuda Lumping itu? Apakah semacam atraksi kuda atau yang lainnya?

Kuda lumping merupakan tarian yang sangat populer di masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah dan sekitarnya. Sebuah seni tari yang menggambarkan kelompok prajurit penanggung kuda. Kuda ini bukanlah sunggguhan, namun dibuat dari bambu yang dianyam dan dihias hingga menyerupai kuda dengan cara dikepang. Oleh karenanya, masyarakat sering menyebut “Jaran Kepang“.

Seperti yang kita ketahui, bahwa masyarakat Jawa sangat kental dengan unsur magisnya. Tidak terkecuali pada kesenian yang satu ini. Dalam setiap pertunjukannya ada beberapa penari yang kesurupan dan ritual-ritual yang ada dalam tarian ini.

Tari Kuda Lumping merupakan pengembangan dari dari kesenian “Jatilan“, dengan sedikit unsur magis. Namun, tarian ini lebih mengutamakan gerak tari yang menggambarkan jiwa kepahlawanan para prajurit berkuda dalam peperangan.

Dalam pertunjukan Kuda Lumping, terbagi menjadi 3 bagian penari. Pada bagian pertama, biasanya dilakukan oleh beberapa wanita menunggangi kuda dengan tarian yang lembut dan dinamis. Pada bagian kedua, biasa dimainkan beberapa pria yang menari menggambarkan keberanian para prajurit penunggang kuda di medan perang. Dan yang ketiga dimainkan beberapa pria yang menunggangi kuda sambil memainkan pecut. Merekan menari mengikuti iringan musik. Beberapa mengalami kesurupan, memakan beling, dan beberapa atraksi berbahaya lainnya.

Dalam pertunjukkan, biasanya dikawal oleh beberapa dukun untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan ketika para penari melakukan atraksi dan pepara penari yang kesurupan.

Kostum dalam pertunjukan yang digunakan adalah pakaian para prajurit dengan lengan panjang atau pendek. Namun ada yang meggunakan rompi, atau tidak mengenakan baju. Pada bagian bawah menggunakan celana pendek sampai bawah lutut dan beberapa hiasan warna dan kain bermotif batik. Aksesoris yang digunakan ialah gelang tangan, gelang kaki, ikat pinggang, keris dan penutup dada.

Dalam perkembangannya, Kuda Lumping tidak hanya dikenal di Jawa saja, namun sampai ke seluruh Indonesia. Tarian ini juga biasa dijadikan tari sambutan dalam suatu acara. Tidak cukup dengan tarian biasa, semakin banyak dikreasikan supaya lebih menarik dan untuk melestarikan tarian ini.

Nah, itulah sekilas mengenai Mutiara Kesenian Tradisional Jawa Tengah, Kuda Lumping. Sebagai generasi bangsa, hendaknya kita menjaga kebudayaan kita dan ikut melestarikannya.

Kebudayaan yang kita punya adalah mutiara. Maka, jangan sampai mutiara ini hilang dari pemiliknya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *