Jenis Majas

Jenis majas

Ada banyak jenis kalimat yang dikenal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu jenis kalimat yang sering digunakan adalah majas.

Majas seringkali dipakai dalam penulisan suatu karya sastra, yaitu puisi dan prosa.

Majas adalah suatu gaya bahasa yang digunakan oleh seorang penulis untuk menyampaikan pesan dengan cara imajinatif dan kiasan.

Tujuan mengggunakan majas, agar pembaca atau penikmat karya seni dapat merasakan efek emosional dari gaya bahasa tersebut.

Jenis-jenis Majas

Penggolongan majas

Secara garis besar, ada beberapa jenis majas yang kerap digunakan penulis dalam membuat karya sastra, antara lain yaitu:

  • Majas perbandingan.
  • Majas penegasan.
  • Majas pertentangan.
  • Majas perbandingan.

Pengelompokan tersebut didasarkan pada cara mengungkapkan makna kiasan dan gaya bahasa yang digunakan.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pemaparan jenis majas dengan penggolongan dari masing-masing majas lengkap dengan contohnya!

Majas Perbandingan

Pengelompokan majas perbandingan

Majas perbandingan adalah jenis majas yang menyatakan perbandingan. Dengan kata lain majas ini digunakan untuk membandingkan suatu objek melalui proses penyamaan, pelebihan atau penggantian.

Majas perbandingan terdiri dari beberapa macam sub jenis, antara lain sebagai berikut:

1. Majas Metafora

Majas metafora merupakan majas yang menggunakan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan.

Maksudnya objek lain yang serupa sifatnya, tetapi bukan manusia

Contoh; Muslihat adalah tangan kanan Kang Bahar waktu di film preman pensiun.

2. Majas Personifikasi

Majas personifikasi merupakan gaya bahasa yang ungkapannya seolah-olah menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap layaknya manusia.

Gaya bahasa ini disebut juga dapat meng-orang-kan orang mati.

Contoh: daun kelapa itu melambai-lambai kepadaku dan mengajakku untuk segera bermain di pantai.

3. Majas Hiperbola

Majas hiperbola merupakan majas yang mengungkapkan sesuatu dengan kesan yang berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal.

Contoh: Kakek bekerja banting tulang siang malam hanya untuk menghidupi cucu-cucunya.

4. Majas Asosiasi

Majas asosiasi merupakan majas yang digunakan untuk membandingkan dua objek berbeda, namun dianggap sama.

Dalam penggunaannya biasanya ditandai dengan kata bagaikan, seperti ataupun bak.

Contoh: Dono dan doni bagaikan pinang dibelah dua.

5. Majas Eufemisme

Majas eufemisme merupakan gaya bahasa yang menggantikan kata-kata yang dianggap kurang baik atau kurang etis, dengan padanan kata yang lebih halus dan bermakna sepadan.

Contoh: Mulai hari ini penyandang tuna rungu bisa mengakses layananan kampus.

6. Majas Simile

Sama halnya seperti majas asosiasi, majas simile juga menggunakan kata hubung bagaikan, seperti ataupun bak; hanya saja bukan objek yang menjadi perbandingan, melainkan sebuah kegiatan dengan ungkapan.

Contoh: Setelah kehilangan kakaknya, Dito bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya.

7. Majas Metonimia

Majas metonimia merupakan majas yang digunakan untuk menyandingkan merek atau istilah lain yang populer untuk merujuk pada benda yang lebih umum.

Contoh: Supaya haus cepat hilang, lebih baik minuam Aqua.

8. Majas Alegro

Majas alegro merupakan jenis majas yang digunakan menyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan bermakna konotasi/ ungkapan.

Contoh: Suami adalah nahkoda dalam bahtera rumah tangga.

9. Majas Sinekdok

Terdapat dua pengelompokan gaya bahasa dalam majas sinekdok, yaitu; sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte.

Sinekdok pars pro toto ialah sebuah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur dengan maksud mewakili seluruh benda. Sedangkan sinekdok totem pro parte ialah gaya bahasa yang menunjukkan keseluruhan bagian yang mewakili hanya pada sebagian benda atau situasi.

Contoh:

  • Pars pro toto: Dari kemarin, Reni belum juga menampakan batang hidungnya di hadapanku.
  • Totem pro parte: Indonesia berhasil mendapatkan 11 medali emas Asian Games tahun ini.

10. Majas Simbolik

Majas simbolik merupakan majas yang digunakan  untuk membandingkan antara manusia dengan sikap makhluk hidup lain dalam bentuk ungkapan.

Contoh: Perempuan itu selalu malu-malu kucing.

Majas Pertentangan

Klasifikasi majas pertentangan

Majas pertentangan adalah jenis majas yang menggunakan kata-kata kiasan yang bertentangan dengan fakta yang sesungguhnya.

Majas pertentangan dikelompokan menjadi beberapa macam, di antaranya sebagai berikut:

1. Majas Litotes

Majas litoses merupakan majas kebalikan dari majas hiperbola, yang mana pada jenis majas ini bertujuan untuk merendahkan diri, walaupun pada kenyataanya tidak seperti yang dikatakan.

Contoh: Selamat menikmati hidangan ala kadarnya ini!

2. Majas Paradoks

Majas paradoks merupakan majas yang diungkapkan untuk membandingkan situasi asli/ fakta dengan situasi kebalikannya.

Contoh: Zahra merasa kesepian di tengah keramaian kota.

3. Majas Kontradiksi Interminis

Majas kontradiksi interminis merupakan majas untuk menyangkal ujaran yang telah dipaparkan sebelumnya, biasanya diikuti konjungsi, seperti kata kecuali dan hanya saja.

Contoh: Pesta ini sangat meriah, hanya saja di sudut kolam itu terlihat sepi.

4. Majas Antitesis

Majas antitesis merupakan majas yang memadukan pasangan kata yang memiliki arti bertentangan atau bertentangan.

Contoh: Lebih dan kurangnya kami mohon maaf.

Majas Sindiran

Pengelompokan majas sindiran

Majas sindiran merupakan jenis majas yang memakai kata-kata kiasan, gaya bahasa ini digunakan untuk menyindir seseorang ataupun perilaku dan kondisi.

Majas sindiran digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain yaitu:

1. Majas Sarkasme

Majas sarkasme merupakan gaya bahasa yang menyampaikan sindiran secara langsung dan bersifat kasar, sehingga cenderung seperti hujatan.

Contoh: Kau benar-benar otak udang!

2. Majas Sinisme

Majas sinisme merupakan gaya bahasa yang menyampaikan sindiran secara langsung kepada hal yang disindir.

Contoh: Badanmu sangat bau, seperti orang yang tidak pernah mandi.

3. Majas Ironi

Majas ironi merupakan majas yang menggunakan ungkapan bertentangan dengan fakta sebenarnya, biasanya majas ini seakan-akan memberikan pujian padahal sebenarnya adalah suatu sindiran.

Contoh: Rajin sekali kamu, jam 12 baru bangun.

Baca juga: Jenis Puisi Lama

Majas Penegasan

Penggolongan majas penegasan

Majas penegasan adalah jenis gaya bahasa yang bertujuan untuk meningkatkan pengaruh kepada para pembaca supaya menyetujui sebuah ujaran atau kejadian.

Majas penegasan terdiri atas beberapa sub jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Majas Repetisi

Majas repetisi merupakan gaya bahasa yang dilakukan dengan mengulang kata-kata yang ada dalam sebuah kalimat.

Contoh: Dia adalah penyebabnya, dia si perusak barang, dia yang membuat kotak ini rusak.

2. Majas Retorika

Majas retorika merupakan gaya bahasa yang dilakukan untuk memberikan penegasan dalam bentuk tanya, tanpa perlu dijawab.

Contoh: Siapa yang tidak berduka jika rumahnya kebakaran?

3. Majas Pleonasme

Majas pleonasme merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang bermakna sama, walaupun terlihat tidak efektif, tetapi hal ini dilakukan karena untuk menegaskan sesuatu.

Contoh: Kau harus maju kedepan untuk menjelaskan pada teman sekelas.

4. Majas Klimaks

Majas klimaks merupakan gaya bahasa yang mengurutkan sesuatu dari tingkat rendah menuju ketingkat tinggi.

Contoh: PAUD, TK, SD, SMP, SMA jenjang pendidikan yang harus dilalui seseorang dalam menuntut ilmu.

5. Majas Antiklimaks

Majas antiklimaks merupakan kebalikan dari majas klimaks, dalam majas jenis ini mengurutkan dari tingkat tinggi ke tingkat rendah.

Contoh: Tua, muda dan anak-anak memiliki hak sama dalam sebuah negara.

6. Majas Tautologi

Majas tautologi merupakan majas yang menggunakan kata-kata sinonim untuk menegaskan kondisi atau ujaran tertentu.

Contoh: Hidup akan terasa tentram, damai, dan bahagia jika semua anggota keluarga saling menyayangi.

7. Majas Pararelisme

Majas pararelisme merupakan majas yang biasanya terdapat dalam puisi, yaitu mengulang-ulang sebuah kata dalam berbagai definisi yang berbeda.

Jika pengulangan ada di awal kalimat, maka disebut dengan anafora, sedangkan jika pengulangan di akhir kalimat disebut epifora.

Contohnya: Cinta itu lemah lembut,
Cinta itu sabar,
Cinta itu memaafkan.

Itulah 24+ jenis majas yang yang kerap digunakan sebagai acuan dalam membuat karya seni sastra. Semoga dapat bermanfaat dan menjadi suatu pengetahuan yang berguna untuk kita semua.

Baca juga referensi lainnya di https://cerdika.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *